Komplek IPB Sindangbarang 2 Jl. Pluto Blok I No.10 Bogor 16680 email: a.yufroni@gmail.com Cp: 085710893529
Yufroni Web --- Kerja Keras - Kerja Cerdas - Kerja Ikhlas
Saturday, 26 April 2014
Friday, 4 April 2014
BAB II Tinjauan Pustaka "Stroke"
BAB II
Landasan Teori
2.1
Definisi Stroke
World Health Organization (WHO) mendefinisikan
stroke sebagai suatu kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan hilangnya
fungsi otak, baik sebagian ataupun menyeluruh, secara tiba – tiba disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi ketika aliran suplai darah untuk
otak tiba - tiba terganggu atau ketika pembuluh darah di otak menjadi pecah,
sehingga darah tumpah disekitar sel pada otak.
Gangguan
tersebut akibat penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau
emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding
pembuluh darah, dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.
Menurut data
statistik stroke terbanyak dijumpai pada usia diatas 55 tahun, walupaun dapat
terjadi pada semua golongan usia. Insidens stroke karena perdarahan lebih
sering terjadi pada usia 40 – 60 tahun.
Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak
20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah
itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia.
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah
jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia.
Sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15 persen saja yang
dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.
2.2 Gejala Umum
Gejala umum dari stroke tiba – tiba muncul dan
sering lebih dari satu gejala pada waktu yang bersamaan, seperti :
1)
Adanya
kelemahan otot wajah, biasanya
tidak mampu mengangkat alis atau mengerutkan dahinya.
2)
Tiba tiba kebas atau terjadi kelemahan
pada wajah, lengan, kaki, khususnya
pada
salah satu bagian tubuh.
3)
Tiba – tiba menjadi bingung, sulit
berbicara, atau perkataan yang sulit dimengerti.
4)
Terjadi gangguan pada penglihatan pada
salah satu atau kedua belah mata.
5)
Tiba – tiba menjadi sulit berjalan,
pusing, kehilangan keseimbangan atau kordinasi.
6)
Tiba – tiba terjadi sakit kepala yang
hebat tanpa diketahui penyebabnya.
2.3
Klasifikasi
Berdasarkan
kelainan patologis stroke diklasifikasikan sebagai berikut
1.
Stroke
hemoragik
a)
Perdarahan
intra serebral
b)
Perdarahan
ekstra serebral (subarakhnoid)
2.
Stroke
non-hemoragik
a)
Stroke
akibat trombosis serebri
b)
Emboli
serebri
2.4
Stroke Hemoragik (Perdarahan)
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya
darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak
atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf
otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan
iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intracranial pada
gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.
Etiologi dari Stroke Hemoragik :
1) Perdarahan
intraserebral
Perdarahan
intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di
hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.
Gejala
klinis :
a)
Onset
perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului
oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala,
mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.
b)
Penurunan
kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai
kejang fokal / umum.
c)
Tanda-tanda
penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang
dan deserebrasi
d)
Dapat
dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema
dan perdarahan subhialoid.
2) Perdarahan
subarakhnoid
Perdarahan subarakhnoid
adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang
timbul secara primer.
Gejala
klinis :
a)
Onset
penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung
dalam 1 – 2 detik sampai 1 menit.
b)
Vertigo,
mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.
c)
Dapat
ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa
jam.
d)
Dijumpai
gejala-gejala rangsang meningen
e)
Perdarahan
retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid.
f)
Gangguan
fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi,
banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan
2.5 Stroke
Non-Hemoragik/Iskemik (Sumbatan)
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling
sering disebabkan oleh emboli ektrakranial atau trombosis intrakranial. Selain
itu, stroke non hemoragik juga dapat diakibatkan oleh penurunan aliran
serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah
menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada terjadinya
kematian neuron dan infark serebri.
Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada
pembuluh darah merviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai
faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik.
Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari
daerah kepala dan leher dan dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau
percabangannya. Trombus yang terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh
darah oleh plak aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada bagian
distal dari lokasi penyumbatan.
1)
Trombosis
Tempat
terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan arteri
serebral utama. Adanya stenosis arteri dapat
menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko
pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan perlengketan platelet.
Terjadi karena penyakit pembuluh halus hipersensitif
dan menyebabkan sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau
kadang-kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah
oklusi aterotrombotik atau hialin lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans
sirkulus Willisi, arteria serebri media, atau arteri vertebralis dan basilaris.
Trombosis yang terjadi di dalam pembuluh-pembuluh ini menyebabkan daerah-daerah
infark yang kecil, lunak, dan disebut lacuna.
Gejala-gejala
yang mungkin sangat berat, bergantung pada kedalaman pembuluh yang terkena menembus
jaringan sebelum mengalami trombosis. Terdapat empat sindrom lakunar yang
sering dijumpai :
·
Hemiparesis motorik murni akibat
infark di kapsula interna posterior
·
Hemiparesis motorik murni akibat
infark pars anterior kapsula interna
·
Stroke sensorik murni akibat infark
thalamus
·
Hemiparesis ataksik atau disartria
serta gerakan tangan atau lengan yang canggung akibat infark pons basal
Stroke Trombotik Pembuluh Besar
Sebagian besar dari stroke ini
terjadi saat tidur, sat pasien relative mengalami dehidrasi dan dinamika
sirkulasi menurun. Gejala dan tanda akibat stroke iskemik ini bergantung pada
lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral di jaringan yang terkena. Stroke
ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik.
2) Embolik
Asal stroke
embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang terjadi akibat
embolus biasanya menimbulkan deficit neurologik mendadak dengan efek maksimum
sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas.
Pasien dengan stroke kardioembolik memiliki risiko besar menderita stroke
hemoragik di kemudian hari.
a) Embolus
yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal dari “plaque
athersclerotique” yang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada
intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
b) Embolisasi kardiogenik
dapat terjadi pada:
·
Penyakit
jantung dengan “shunt” yang menghubungkan bagian kanan dengan
bagian kiri atrium atau ventrikel;
·
Penyakit
jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan gangguan pada katup
mitralis;
·
Fibralisi
atrium;
·
Infarksio
kordis akut;
·
Embolus
yang berasal dari vena pulmonalis
·
Kadang-kadang
pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial, jantung miksomatosus sistemik;
c) Embolisasi
akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
·
Embolia
septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis.
·
Metastasis
neoplasma yang sudah tiba di paru.
·
Embolisasi
lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit “caisson”).
Penyebab
lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, defisiensi
protein C, displasia fibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi
yang berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang menyebabkan
diseksi arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke trombotik
(contohnya trauma, diseksi aorta thorasik, arteritis).
2.6
Faktor Risiko Stroke
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas
faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat
dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi
diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes
melitus, merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan
stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik.
Menurut The seventh report of the joint national
commite on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood
pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi
derajat 2.
Diabetes mellitus juga merupakan faktor yang
signifikan dan terjadi pada 10% pasien stroke. Keadaan ini dihubungkan dengan
terjadinya atherosklerosis intrakranial.
2.7 Aliran
Darah ke Otak.
1) Faktor yang mepengaruhi aliran darah ke otak :
a)
Keadaan
pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat oleh
trombus/embolus.
b)
Keadaan
darah: viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang meningkat
(polisetemial) yang menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat: anemia yang
berat menyebabkan oksigenasi otak menurun.
c)
Tekanan
darah sistematik memegang peranan tekanan perfusi otak. Perlu diingat apa yang
disebut otoregulasi otak yakni kemampuan intrinsik dari pembuluh darah otak
agar aliran darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan dari tekanan
perfusi otak. Batas normal otoregulasi antara 50-150 mmHg. Pada penderita
hipertensi otoregulasi otak bergeser ke kanan.
d)
Kelainan
jantung, sehingga menyebabkan menurunnya curah jantung , dan lepasnya embolus yang dapat menimbulkan iskemia di otak.
2) Perubahan
Fisiologi Pada Aliran Darah Otak
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan
akan menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Terdapatnya kolateral di sekitarnya
disertai mekanisme kompensasi fokal berupa vasodilatasi, memungkinkan
terjadinya beberapa keadaan berikut ini:
a)
Pada
sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat dikompensasi
dengan mekanisme kolateral dan vasodilatasi lokal. Secara klinis gejala yang
timbul adalah transient ischemic attack (TIA) yang timbul dapat berupa
hemiparesis yang menghilang sebelum 24 jam atau amnesia umum sepintas.
b)
Bila
sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas. Penurunan CBF regional lebih
besar, tetapi dengan mekanisme kompensasi masih mampu memulihkan fungsi
neurologik dalam waktu beberapa hari sampai dengan 2 minggu. Mungkin pada
pemeriksaan klinik ada sedikit gangguan. Keadaan ini secara klinis disebut RIND
(Reversible Ischemic Neurologic Deficit).
c)
Sumbatan
yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas sehingga mekanisme
kolateral dan kompensasi tak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini timbul
defisit neurologi yang berlanjut.
2.8 Iskemia
Iskemia adalah berkurangnya
aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel normal.
Iskemia menyebabkan perubahan dalam metabolisme otak, penurunan tingkat
metabolisme, dan krisis energi. Gejala
iskemia otak dapat mencakup ketidaksadaran, kebutaan, masalah dengan
koordinasi, dan kelemahan dalam tubuh.
Ada
dua jenis iskemia: iskemia fokal, yang terbatas pada wilayah tertentu dari otak, dan iskemia global yang meliputi
wilayah luas jaringan otak.
iskemia
otak Focal mengurangi aliran darah ke daerah otak tertentu, meningkatkan resiko
kematian sel pada area tertentu. Hal ini dapat baik disebabkan oleh trombosis
atau emboli.
Iskemia
otak global terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau berkurang
drastis. Hal ini biasanya disebabkan oleh serangan jantung ika cukup sirkulasi
akan dipulihkan dalam waktu singkat, mungkin gejala sementara. Namun, jika
sejumlah besar waktu berlalu sebelum restorasi, kerusakan otak dapat permanen.
Sementara reperfusi mungkin penting untuk melindungi sebagai jaringan otak
sebanyak mungkin, juga dapat menyebabkan cedera reperfusi . cedera Reperfusi
diklasifikasikan sebagai kerusakan yang terjadi kemudian setelah restorasi
suplai darah ke jaringan iskemik.
Pada
kebanyakan kasus, penyebab utama dari iskemia otak fokal
merupakan atherosclerosis arteri ekstracranial yang terletak di
bagian leher dan dasar otak.
Sampai
saat ini patogenesis dari atherosclerosis belum sepenuhnya dipahami,
tetapi diduga bahwa kerusakan dan disfungsi dari sel endothel merupakan tahap
awal dari terbentuknya atherosclerosis. Sel endothel ini dapat mengalami
kerusakan oleh karena low-density lipoprotein, radikal bebas, hipertensi,
diabetes, homosistein, ataupun agen infeksius lain. Kemudian monosit dan limfosit
T akan menempel pada lokasi yang mengalami kerusakan dan bermigrasi ke lapisan subendothelial, dimana
monosit dan makrofag turunan monosit berubah menjadi foam cell. Lesi yang
terbentuk ini disebut juga fatty streak.
Pelepasan growth
factor dan chemotactic factor dari sel endothel dan makrofag ini
akan menstimulasi proliferasi dan migrasi otot polos intima, yang menyebabkan
pembentukan plak fibrous. Platelet yang menempel pada lokasi endothel yang
mengalami kerusakan juga ikut melepaskan growth factor dan chemotactic
factor. Hasilnya, lesi atheroma akan semakin membesar dan dapat ruptur sehingga
menyebabkan oklusi pada lumen pembuluh darah, atau dapat menjadi penyebab
emboli artheromatous atau emboli platelet
2.9 Strategi Penanggulangan Stroke
Sekurang-kurangnya ada 5 komponen
dalam strategi penanggulangan stroke (Warlow,1996, pokdi serebrovaskuler &
Neurogeriatri,2000). Kelima komponen tersebut adalah :
1)
Promotif. Upaya ini bertujuan
untuk menurunkan angka kejadian stroke dengan mencegah peningkatan faktor
risiko stroke di masyarakat. Termasuk upaya ini adalah kampanye atau penyuluhan
tentang gaya hidup sehat agar terhindar dari berbagai faktor risiko, seperti
merokok, minum alkohol, inaktivitas, dan obesitas.
2)
Prevensi primer, upaya ini
bertujuan untuk menurunkan angka kejadian stroke dengan mencari dan mengobati
individu yang mempunyai faktor risiko tinggi terserang stroke. Antara lain
hipertendi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung.
3)
Prevensi sekunder, untuk mencegah
serangan ulang pada penderita yang pernah mengalami serangan stroke atau tia
(transient ischemic attack). Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka
kekambuhan (frekuensi).
4)
Terapi stroke fase akut. Upaya
ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada penderita yang
mengalami serangan stroke untuk pertama kalinya maupun serangan ulang.
5)
Rehabilitasi. Disamping keempat
komponen di atas, tidak kalah pentingnya adalah usaha meningkatkan kemandirian
penderita melalui upaya rehabilitasi.
2.10
Tingkat
dan Bentuk Upaya Pencegahan
1) Tingkat Awal
Mencegah terjadinya resiko terhadap
penyakit stroke dengan cara: Menjaga pola hidup
sehat sepeti istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan rutin berolahraga, dan mencuci tangan sebelum makan.
2)
Tingkat Pertama
Mencegah penyakit melalui usaha mengatasi faktor-faktor
resiko melalui usaha meningkatkan derajat kesehatan secara umum, yaitu:
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, Memberikan penyuluhan tentang pengaruh
makanan dan aktivitas terhadap jantung dan peredaran darah, penyuluhan tentang
hipertensi.
3)
Tingkat Kedua
Sasarannya yaitu orang yang baru
terkena penyakit/terancam menderita stroke, melalui diagnosis dini dan
pemberian pengobatan yang cepat dan tepat.
Diagnosis
atau pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, pemeriksaan
neurologi, Tujuan pemeriksaan
tersebut adalah
untuk mendeteksi atau memisahkan
stroke dengan kelainan lain yang menyerupai stroke.
Tengkorak dan tulang belakang pun
harus diperiksa dan tanda-tanda meningimus pun harus dicari. Adanya kelemahan
otot wajah pada stroke, biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu mengangkat alis
atau mengerutkan dahinya.
4)
Tingkat ketiga
Sasarannya
mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta
program rehabilitasi antara lain : memberikan intubasi, terapi pengontrolan tekanan darah
dan gula darah, pasien
stroke diposisikan telentang dengan kepala ditinggikan sekitar 30-45 derajat.
Lambang HIMKESMAS Beserta Maknanya
Lambang HIMKESMAS dan Maknanya
HIMKESMAS
UIKA Bogor mempunyai lambang bulat berwarna dasar ungu dan berisi tujuh sayap yang bertuliskan FAKULTAS ILMU
KESEHATAN, UNIVERSITAS IBN KHALDUN dan HIMKESMAS. Dan memiliki lambang prisai,
berwarna abu didalamnya
terdapat tongkat yang dililit ular, di atasnya terdapat enam lidah api, beserta bintangnya dengan segi
lima.
Dengan
penjelasan sebagai berikut :
- Tujuh
sayap melambangkan waktu Universitas Ibn Khaldun didirikan 10 Desember 1959
mempunyai tujuh fakultas, tanggal 23 April 1961 ketika UIKA memisahkan diri
dari Universitas Ibnu Chaldun, lambang tersebut tetap dipertahankan.
- Dengan versi warna ungu yang melambangkan warna khas
KESEHATAN MASYARAKAT.
- Lambang sebuah
tongkat yang dililiti seekor ular merupakan lambang kesehatan sedunia. Tongkat
tersebut adalah simbol
kemandirian seorang tokoh kesehatan pada jaman dahulu yang bernama Asclepius dan ular adalah
binatang yang berfungsi sebagai pengobatan, hal ini di hubungankan layaknya
obat-obatan yang di gunakan saat ini selain memiliki efek samping untuk
penyembuhan namun juga dapat menjadi racun bila salah pemakaian atau kelebihan
dosis.
- Enam lidah api melambangkan
rukun iman, dan bintangnya melambangkan agama islam sebagai sumber hukum. keduaya
di ambil dari logo Universitas Ibn Khaldun yang mencerminkan kampus islami.
- Lambang bulat dan
warna ungu adalah lambang kesehatan masyarakat.
- Lambang prisai dan
warna abu adalah warna konservatif menandakan
netralitas
- Tujuh sayap melambangkan waktu Universitas Ibn Khaldun didirikan 10 Desember 1959 mempunyai tujuh fakultas, tanggal 23 April 1961 ketika UIKA memisahkan diri dari Universitas Ibnu Chaldun, lambang tersebut tetap dipertahankan.
- Dengan versi warna ungu yang melambangkan warna khas KESEHATAN MASYARAKAT.
- Lambang sebuah tongkat yang dililiti seekor ular merupakan lambang kesehatan sedunia. Tongkat tersebut adalah simbol kemandirian seorang tokoh kesehatan pada jaman dahulu yang bernama Asclepius dan ular adalah binatang yang berfungsi sebagai pengobatan, hal ini di hubungankan layaknya obat-obatan yang di gunakan saat ini selain memiliki efek samping untuk penyembuhan namun juga dapat menjadi racun bila salah pemakaian atau kelebihan dosis.
- Enam lidah api melambangkan rukun iman, dan bintangnya melambangkan agama islam sebagai sumber hukum. keduaya di ambil dari logo Universitas Ibn Khaldun yang mencerminkan kampus islami.
- Lambang bulat dan warna ungu adalah lambang kesehatan masyarakat.
- Lambang prisai dan warna abu adalah warna konservatif menandakan netralitas
Subscribe to:
Posts (Atom)